Masjid Tua Palopo merupakan peninggalan Kerajaan Luwu yang didirikan oleh sang Raja, Sultan Abdullah Matinroe. Masjid ini sudah berusia 4 abad lebih dan bagian lantainya sudah mengalami pemugaran.
Lokasinya tepat berada di Lapangan Merdeka Palopo. Masjid itu memang tak begitu mencolok keberadaannya. Di kelilingi gedung-gedung yang cukup besar, masjid tersebut tampak kecil. Maklum saja, ukurannya hanya 15×15 meter.
Namun di dalamnya, banyak sejarah yang terukir termasuk untuk kota Palopo. Di tengah-tengah masjid tersebut terdapat sebuah pohon Palopo. Tak hanya sebagai penyanggah bangunan, pohon itu juga dipercaya menjadi asal muasal nama kota tersebut. Apalagi, pembangunan masjid ini pada zaman dulu juga menggunakan putih telur.
Masjid ini, batunya adalah campuran batu alam dan kapur. Perekatnya pakai putih telur. Ada juga mimbar yang dipercaya didatangkan langsung dari Vietnam, sebagai hadiah untuk sang raja kala itu. Mimbar berwarna cokelat itu memiliki beberapa anak tangga. Terdapat sebuah pintu masuk mimbar berbentuk seperti gapura dengan ukiran-ukiran khas Vietnam. Keren!
Ada beberapa sejarah yang terukir di masjid ini. Salah satunya adalah sebuah bedug yang hingga kini masih bisa dipukul. Bedug itu usianya 300 tahun, 100 tahunan setelah masjid ini dibuat.
Hingga kini, ada beberapa kegiatan keagamaan di Masjid Tua Palopo. Setiap sore ada pengajian anak-anak, beberapa kegiatan juga dilakukan masyarakat di sini. Tertarik berkunjung ke Masjid Tua Palopo?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment